cover
Contact Name
Ahmad Taufiq
Contact Email
jurnalpusair@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalpusair@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL SUMBER DAYA AIR
ISSN : 19070276     EISSN : 2548494     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Sumber Daya Air (JSDA) is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review articles and case studies focused on Water, and Water resources as well as related topics. All papers are peer-reviewed by at least two referees. JSDA is managed to be issued twice in every volume. The Scope of JSDA is: the fields of irrigation, environmental quality and water, swamp, beach, water building, water supply, hydrology and geotechnical fields, hydrology and water management, water environment, coastal fields, fields of cultivation and sabo fields.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 2 (2022)" : 5 Documents clear
ANALISIS DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN AIR DI KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Fayra Parahita; Dwi Putro Tejo Baskoro; Darmawan Darmawan
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v18i2.721

Abstract

DAS Cisangkuy merupakan sumber utama dalam memenuhi kebutuhan air baku di wilayah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Kondisi hidrologisnya saat ini telah mengalami penurunan yang ditunjukkan dengan tingginya fluktuasi aliran sungai. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi perubahan penggunaan lahan dan ketersediaan air di DAS Cisangkuy serta untuk menyusun arahan rekomendasi penggunaan lahan untuk dapat meningkatkan ketersediaan air di Kabupaten Bandung berdasarkan hasil simulasi hidrologi Data yang digunakan antara lain  peta tata guna lahan, peta rencana tata ruang kabupaten bandung, penduduk,  kebutuhan air industri, debit, luas sawah, areal tambak ikan air tawar serta  jumlah hewan ternak. Secara ringkas, tahapan penelitian ini diawali dengan evaluasi perubahan penggunaan lahan untuk mendapatkan output antara berupa matriks perubahan penggunaan lahan dan inkonsistensi berdasarkan RTRW Kabupaten Bandung, kemudian menghitung neraca air dengan menggunakan model SWAT. Perubahan penggunaan lahan di DAS Cisangkuy dari tahun 2007-2017 terjadi dari tutupan lahan bervegetasi menjadi non-vegetasi yang berdampak pada sistem hidrologi dan ketersediaan air di DAS Cisangkuy. Potensi ketersediaan air permukaan di DAS Cisangkuy dengan skenario eksisting (tahun 2017) sebesar 495,58 juta m3 dan total kebutuhan air konsumsi pengguna sebesar 592,78 juta m3, sehingga terdapat defisit neraca air sebesar 97,20 juta m3.  Penerapan skenario perbaikan pengelolaan lahan melalui peningkatan luas pertanian lahan kering campur dengan metode agroforestri, melakukan reboisasi pada lahan hutan tanaman, penerapan sumur resapan pada permukiman dan penerapan terasering pada lahan sawah memberikan respon hidrologi yang cukup baik sehingga terjadi penurunan defisit air baku dari 174,91 juta menjadi 63,98 juta m3.Kata kunci: perubahan penggunaan lahan, kebutuhan air, ketersediaan air, neraca air,  DAS Cisangkuy
PENGARUH POLA DAN PANJANG DATA HUJAN TERHADAP DESAIN PENAMPUNGAN AIR HUJAN PADA TIGA STASIUN HUJAN DI INDONESIA Elly Kusumawati Budirahardjo
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v18i2.776

Abstract

Penampungan Air Hujan (PAH) merupakan salah satu upaya mandiri untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga. Salah satu parameter input dalam desain PAH adalah hujan, dengan asumsi evaporasi diabaikan. Tiga stasiun hujan di wilayah Indonesia memiliki pola hujan yang berbeda sehingga ingin diketahui sejauh mana pengaruh pola hujan terhadap volume tampungan PAH. Dalam melakukan simulasi tampungan PAH dibutuhkan seri data hujan yang panjang agar hasilnya memiliki tingkat keandalan yang tinggi. Namun tidak semua daerah memiliki seri data hujan yang cukup panjang sehingga ingin dikaji kemungkinan menggunakan data hujan yang lebih pendek dalam mendesain PAH. Pengaruh pola hujan terhadap PAH diuji dengan membandingkan volume tampungan dari ketiga tipe hujan. Tampungan optimal diperoleh dengan mengoptimasi parameter reliabilitas waktu. Pengujian panjang data dilakukan dengan mencari kemiripan antara tingkat penghematan air yang disimulasi dengan data hujan panjang dan data hujan pendek. Dari hasil pengujian disimpulkan bahwa pola hujan mempengaruhi volume tampungan PAH. Pola hujan Ekuatorial dan Lokal membutuhkan volume tampungan yang lebih kecil dibanding pola hujan Monsoon. Karakteristik hujan yang mempengaruhi PAH adalah intensitas dan jumlah hari hujan. Kajian ini juga menyimpulkan bahwa data hujan pendek dapat digunakan untuk mendesain PAH di Indonesia. Panjang data yang memenuhi syarat adalah 15 tahun untuk tipe Ekuatorial, 13 tahun untuk tipe Monsoon dan 9 tahun tipe Lokal. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan perubahan kinerja PAH yang diwakili oleh parameter reliabilitas tampungan (output) tidak sensitif terhadap perubahan parameter inputya.Kata Kunci: pemanenan air hujan; pola hujan; seri data; kinerja PAH
IDENTIFIKASI LOKASI PRIORITAS UNTUK PEMBANGUNAN AKUIFER BUATAN SIMPAN AIR HUJAN (ABSAH) DI WILAYAH SUNGAI CITANDUY, JAWA BARAT Fabian Priandani
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v18i2.775

Abstract

Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH) merupakan salah satu teknologi pemanenan air hujan yang dirancang dan dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementerian PUPR.  ABSAH dibuat dengan memanfaatkan air hujan dan dialirkan ke dalam akuifer buatan yang kemudian ditampung oleh reservoir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan lokasi prioritas pembangunan ABSAH di Wilayah Sungai (WS) Citanduy. Metode yang digunakan yaitu overlay berbobot dengan menggunakan Analytical Hierachy Process dan Sistem Informasi Geografis. Peta lokasi prioritas tersebut disusun dengan menggunakan 6 parameter yang meliputi parameter biofisik dan sosial-ekonomi, yaitu curah hujan, tata guna/tutupan lahan, keberadaan cekungan air tanah, kelas rawan kekeringan, pengembangan pembangunan desa, dan biaya konstruksi yang direpresentasikan dengan besaran upah minimum. Klasifikasi lokasi prioritas dibagi menjadi 5 zona yaitu, prioritas sangat tinggi, prioritas tinggi, prioritas sedang, prioritas rendah dan prioritas sangat rendah. Hasil analisis menunjukan bahwa zona prioritas sedang mendominasi area studi (63,73% dari luas WS Citanduy), kemudian diikuti zona prioritas tinggi (24.03%), prioritas sangat tinggi (3,58%) dan prioritas sangat rendah (0,17%). Evaluasi ABSAH yang telah dibangun saat ini terhadap peta lokasi prioritas menunjukkan bahwa terdapat 8 unit ABSAH berada di lokasi prioritas sedang, 7 unit di lokasi prioritas tinggi dan 2 unit di lokasi prioritas sangat tinggi. Peta lokasi prioritas pembangunan ABSAH dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemangku kepentingan dalam menetapkan lokasi yang optimal dan desain bangunan ABSAH yang efisien dalam rangka memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat di daerah penelitian. Studi ini juga dapat dijadikan pembanding untuk penelitian terkait penentuan lokasi penampungan air hujan di daerah lain.Kata Kunci:   ABSAH, identifikasi lokasi, pemanenan air hujan, analytical hierarchy process, sistem informasi geografis
STUDI PENGELOLAAN AIR HUJAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TAMAN KONSERVASI DI KOTA SAWAHLUNTO, SUMATERA BARAT Steven Kent; Doddi Yudianto; Finna Fitriana
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v18i2.820

Abstract

Taman Konservasi Kota Sawahlunto merupakan area yang dikembangkan untuk kegiatan perlindungan tanaman serta aktivitas pariwisata. Kota Sawahlunto awalnya dibangun sebagai kota pendukung kegiatan pertambangan batu bara, sehingga taman konservasi mempunyai beberapa cekungan yang dapat digunakan sebagai kolam parkir banjir. Cekungan-cekungan tersebut dapat digunakan sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan penyiraman tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ketersediaan air serta analisis banjir pada kawasan yang hendak dibangun. Area taman konservasi dibagi menjadi tiga kawasan berdasarkan ke-empat lokasi kolam tampungan, yaitu kawasan Taman Kandih, kawasan taman bagian utara, dan kawasan taman bagian selatan. Dalam studi ini, akan dilakukan analisis hidrologi serta analisis hidraulik. Pada analisis hidrologi, simulasi kapasitas tampungan dilakukan untuk menggambarkan jumlah air yang dapat dipakai setiap bulannya. Pada analisis hidraulik, program SWMM digunakan untuk memodelkan air hujan sebagai limpasan permukaan, mengestimasi dimensi saluran rencana, dan volume banjir tampungan. Hasil simulasi kapasitas tampungan menunjukan kebutuhan air penyiraman tanaman dapat terpenuhi seluruhnya. Namun, volume kolam yang tersedia jauh lebih kecil dibandingkan volume air, sehingga kolam akan limpas sepanjang tahun. Hasil pemodelan SWMM menunjukan dimensi saluran rencana dari 0,2 m x 0,2 m hingga 0,5 m x 0,5 m, mampu mengalirkan debit banjir dengan periode ulang 2 tahun, dengan tinggi jagaan sebesar periode ulang lima tahun. Studi ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan kawasan konservasi dalam rangka pemanfaatan kembali potensi lahan bekas pertambangan. Kata Kunci: Perencanaan Drainase, Konservasi Air, Simulasi Tampungan, SWMM, Taman Konservasi Sawahlunto
APLIKASI CROPWAT 8.0 UNTUK MERENCANAKAN POLA TANAM OPTIMAL DAN MEMAKSIMALKAN HASIL PERTANIAN DI KECAMATAN GUNUNGPATI Susilawati Cicilia Laurentia; Lesty Arlensietami
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v18i2.772

Abstract

Perkembangan penduduk memicu peningkatan pertanian agar mampu memenuhi kebutuhan pangan. Peningkatan hasil pertanian bergantung pada kebijakan cara menyusun pola tanam dalam realita ketersediaan air dan ketersediaan lahan yang semakin terbatas, agar dapat memberikan hasil yang maksimal. Aplikasi Cropwat 8.0 adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan/manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam menyusun pola tanam yang optimal dan memaksimalkan hasil pertanian. Tujuan penelitian ini untuk mensimulasikan beberapa alternatif pola tanam pada lahan studi dengan menggunakan aplikasi Cropwat 8.0. Dari simulasi beberapa alternatif pola tanam, ditentukan yang dapat memberikan hasil pertanian maksimal. Penelitian ini dilakukan pada peningkatan pertanian di Kecamatan Gunungpati, menggunakan aplikasi Cropwat 8.0 yang memiliki 5 modul data masukan yaitu iklim/ETo, curah hujan, tanaman, tanah dan pola tanam serta 3 modul data perhitungan yaitu kebutuhan air tanaman, jadwal pemberian air irigasi dan banyaknya kebutuhan air irigasi suatu daerah dalam liter per detik per Ha. Beberapa alternatif simulasi dilakukan dengan menggeser tanggal tanam ataupun jenis tanaman dan luasan lahan untuk menemukan pola tanam yang optimal dan memberikan hasil yang maksimal. Analisis dihasilkan secara cepat karena setiap perubahan pola tanam, langsung dapat diketahui kebutuhan air irigasi dalam liter/detik/hektar untuk menemukan hasil pertanian yang maksimal. Hasil simulasi beberapa alternatif ditemukan yang paling optimal dengan cepat. Simulasi dengan mengubah data iklim juga dihasilkan secara cepat. Hal ini sangat membantu pengambil kebijakan untuk menetapkan pola tanam yang tepat dan optimal dalam situasi perubahan iklim yang menuntut kecepatan dalam menanggapinya untuk memaksimalkan hasil pertanian agar ketersediaan pangan berkelanjutan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5